Info Pendidikan

Sunday, August 18, 2013

Assesmen

Assesmen Autentik
Pengertian Assesmen Autentik

Arti assesmen autentik dapat kita lihat pada berbagai sumber. Berikut ini dicuplik beberapa pengertian terhadap assesmen uatentik dari berbagai sumber. Menurut The National Science Education Standart, assesmen autentik adalah soal-soal tes atau latihan yang sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan. Latihan-latihan informasi dan penalaran ilmiah pada situasi-2 semacam yang akan mereka hadapi di luar kelas sebagaimana halnya kerja pada ilmuawan ( Voss, 1995 ).  Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuik mempertunjukkan kemampuan dan  ketrampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka kuasai (Stiggins,1987).

Assesmen Autentik dan Assesmen Tradisional

Assesmen tradisional (AT) ini mengacu pada forced-choice ukuran tes pilihan ganda, fill-in-the-blank, true-false, menjodohkan dan semacamnya yang telah digunakan dalam pendidikan umumnya. Tes ini memungkinkan distandarisasi atau dikreasi oleh guru. Mereka dapat mengatur setingkat lokal, nasional atau secara internasional ( Mueller,2008). Latar belakang asessmen autentik  dan tradisional adalah suatu kepercayaan bahwa misi utama sekolah adalah untuk membantu mengembangkan warganegara yang produktif. Itu adalah intisari dari misi yang sering kali kita baca. Dari permulaan umum ini, muncul dua perpektif pada penilaian yang berbeda/menyimpang.

Esensi assesmen tradisional didasarkan pada filosofi bidang pendidikan yang mengadopsi pemikiran yang berikut:( 1). Suatu misi sekolah adalah untuk mengembangkan warganegara produktif,  (2) Untuk menjadi warganegara produktif setiap orang harus memiliki suatu kopetensi tertentu dari pengetahuan dan ketrampilan (3) Oleh karena itu sekolah harus mengajarkan kopetensi ketrampilan dan pengetahuan ini: (4) Untuk menentukan kopetensi itu sukses, kemudian sekolah menguji para siswa, untuk melihat apakah mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

Di dalam assesmen tradisional, kurikulum memandu penilaian. Kopetensi pengetahuan ditentukan lebih dulu. Pengetahuan itu menjadi kurikulum yang ditransferkan. Sesudah itu  penilaian dikembangkan dan diatur untuk menentukan jika suatu saat kurikulum tersebut diterapkan.

Kontras dengan asesmen autentik yang mendasarka pada alasan praktek berikut ; (1) Suatu misi sekolah adalah untuk mengembangkan warga negara produktif, (2) Untuk menjadi warga negara yang produktif, seseorang harus mampu untuk melakukan /menyelenggarakan tugas yang bermakna di dalam dunia yang nyata; (3) Oleh karena itu, sekolah harus membantu para siswa menjadi pandai untuk melakukan /menyeleng
garakan tugas yang mereka hadapi ketika mereka lulus; (4) Untuk menentukan kopetensi itu sukses , (5) kemudian sekolah meminta para siswa untuk melaksanakan tugas penuh arti yang replicate dengan dunia nyata dalam menghadapi tantangan, untuki melihat para siswa adalah mampu untuk melakukannya.
Berikut ini dikemukakan juga perbandingan antara asesmen autentik(AA) dan asesmen tradisional (AT) menurut Frazee dan Rudnitski (1995), Mueller (2008), dan Corebima (2008).

Asesmen Tradisional
                       
-Periode waktu khusus                              
-Mengukur kecakapan tingkat rendah        
-Menerapkan driil dan kecakapan
-Memiliki perspektif sempit
-Mengungkap fakta
-Menggunakan standar kelompok
-Bertumpu pada ingatan
-Hanya satu solusi yang benar
-Mengungkap kecakapan
-Mengajar untuk ujian                                  

Asesmen Autentik
-Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
-Mengukur kecakapan tingkat tinggi
-Menerapkan strategi-2 kritis dan kreatif
-Memiliki perspektif menyeluruh
-Mengungkap konsep
-Menggunakan standar individu
-Bertumpu pada internalisasi
-Solusi yang benar banyak / banyak cara selesaikan
-Mengungkap proses
-Mengajar demi kebutuhan

Rubrik

Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan guru dalam menskor atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunujukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk menskor masing-2 karakteristik tersebut. Karakteristik sebuah rubrik merupkan sebuah panduan skoring yang secara langsung menguji kinerja siswa tugas-2 intelektual yang berharga. Rubrik merupakan panduan penilaian yang (1) Mendiskribsikan kriteria kinerja secara jelas dan dapat diamati,(2) Mendefinisikan persyaratan secara persis (3) Menilai siswa dengan sebenar-benarnya (asesmen autentik) (4) Memungkinkan untuk digunakan pada berbagai tingkap penguasaan; (5) Memberi sebuah rentang atau kontinuum tingkat kinerja. Rubrik dapat memandu perbaikan siswa karena ; (1) Diskripsi standar mendefinisikan kopetensi tugas atau kriteria; (2) Membantu guru mengidentifikasi daerah materi ajar yang dibutuhkan siswa untuk perbaikan; (3) Memungkinkan siswa memahami bagaimana memprbaiki proyek dan mendapatkan nilai lebih baik. Rubrik dapat menjadi sebuah bagian integral dari proses pengajaran dan pembelajaran;(1) Memberi siswa dasar untuk asesmen diri;(2) Mengembangkan pembelajaran mandiri; (3) Menghilangkan kriteria asesmen yang kabur dan prilaku kinerja subyektif. Kegunaan rubrik; (1) Menjawab pertanyaan " Mengapa bapak/ibu memberi saya X ? " karena Rubrik memberikan informasi bobot penilaian; (2) Mendefinisikan apa yang diharapkan dari siswa dan untuk diri mereka sendiri dengan secara jelas menunjukkan kepada siswa bagaimana pekerjaan mereka akan dievaluasi, sehingga siswa memnperoleh umpan balik yang cepat dan akurat;(3) Dengan jelas mengkaitkan tugas-tugas dengan tujuab kurikulum; (4) Penilaian lebih obyektif dan konsisten.        SELAMAT BEKERJA

Sunday, August 11, 2013

KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif.
3.Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring.
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif.
5. Pola pembelajaran sendiri menjadi belajar kelompok.
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.
7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan.
8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak

Saturday, August 10, 2013

Assesmen Autentik

Pengertian Assesmen Autentik

Arti assesmen autentik dapat kita lihat pada berbagai sumber. Berikut ini dicuplik beberapa pengertian terhadap assesmen uatentik dari berbagai sumber. Menurut The National Science Education Standart, assesmen autentik adalah soal-soal tes atau latihan yang sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan. Latihan-latihan informasi dan penalaran ilmiah pada situasi-2 semacam yang akan mereka hadapi di luar kelas sebagaimana halnya kerja pada ilmuawan ( Voss, 1995 ).  Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuik mempertunjukkan kemampuan dan  ketrampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka kuasai (Stiggins,1987).

Assesmen Autentik dan Assesmen Tradisional 

Assesmen tradisional (AT) ini mengacu pada forced-choice ukuran tes pilihan ganda, fill-in-the-blank, true-false, menjodohkan dan semacamnya yang telah digunakan dalam pendidikan umumnya. Tes ini memungkinkan distandarisasi atau dikreasi oleh guru. Mereka dapat mengatur setingkat lokal, nasional atau secara internasional ( Mueller,2008). Latar belakang asessmen autentik  dan tradisional adalah suatu kepercayaan bahwa misi utama sekolah adalah untuk membantu mengembangkan warganegara yang produktif. Itu adalah intisari dari misi yang sering kali kita baca. Dari permulaan umum ini, muncul dua perpektif pada penilaian yang berbeda/menyimpang.

Esensi assesmen tradisional didasarkan pada filosofi bidang pendidikan yang mengadopsi pemikiran yang berikut:( 1). Suatu misi sekolah adalah untuk mengembangkan warganegara produktif,  (2) Untuk menjadi warganegara produktif setiap orang harus memiliki suatu kopetensi tertentu dari pengetahuan dan ketrampilan (3) Oleh karena itu sekolah harus mengajarkan kopetensi ketrampilan dan pengetahuan ini: (4) Untuk menentukan kopetensi itu sukses, kemudian sekolah menguji para siswa, untuk melihat apakah mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

Di dalam assesmen tradisional, kurikulum memandu penilaian. Kopetensi pengetahuan ditentukan lebih dulu. Pengetahuan itu menjadi kurikulum yang ditransferkan. Sesudah itu  penilaian dikembangkan dan diatur untuk menentukan jika suatu saat kurikulum tersebut diterapkan.

Kontras dengan asesmen autentik yang mendasarka pada alasan praktek berikut ; (1) Suatu misi sekolah adalah untuk mengembangkan warga negara produktif, (2) Untuk menjadi warga negara yang produktif, seseorang harus mampu untuk melakukan /menyelenggarakan tugas yang bermakna di dalam dunia yang nyata; (3) Oleh karena itu, sekolah harus membantu para siswa menjadi pandai untuk melakukan /menyeleng
garakan tugas yang mereka hadapi ketika mereka lulus; (4) Untuk menentukan kopetensi itu sukses , (5) kemudian sekolah meminta para siswa untuk melaksanakan tugas penuh arti yang replicate dengan dunia nyata dalam menghadapi tantangan, untuki melihat para siswa adalah mampu untuk melakukannya.
Berikut ini dikemukakan juga perbandingan antara asesmen autentik(AA) dan asesmen tradisional (AT) menurut Frazee dan Rudnitski (1995), Mueller (2008), dan Corebima (2008).

Asesmen Tradisional 
                        
-Periode waktu khusus                              
-Mengukur kecakapan tingkat rendah         
-Menerapkan driil dan kecakapan
-Memiliki perspektif sempit
-Mengungkap fakta
-Menggunakan standar kelompok
-Bertumpu pada ingatan
-Hanya satu solusi yang benar
-Mengungkap kecakapan
-Mengajar untuk ujian                                  

Asesmen Autentik
-Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
-Mengukur kecakapan tingkat tinggi
-Menerapkan strategi-2 kritis dan kreatif
-Memiliki perspektif menyeluruh
-Mengungkap konsep
-Menggunakan standar individu
-Bertumpu pada internalisasi
-Solusi yang benar banyak / banyak cara selesaikan
-Mengungkap proses
-Mengajar demi kebutuhan

Rubrik

Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan guru dalam menskor atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunujukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk menskor masing-2 karakteristik tersebut. Karakteristik sebuah rubrik merupkan sebuah panduan skoring yang secara langsung menguji kinerja siswa tugas-2 intelektual yang berharga. Rubrik merupakan panduan penilaian yang (1) Mendiskribsikan kriteria kinerja secara jelas dan dapat diamati,(2) Mendefinisikan persyaratan secara persis (3) Menilai siswa dengan sebenar-benarnya (asesmen autentik) (4) Memungkinkan untuk digunakan pada berbagai tingkap penguasaan; (5) Memberi sebuah rentang atau kontinuum tingkat kinerja. Rubrik dapat memandu perbaikan siswa karena ; (1) Diskripsi standar mendefinisikan kopetensi tugas atau kriteria; (2) Membantu guru mengidentifikasi daerah materi ajar yang dibutuhkan siswa untuk perbaikan; (3) Memungkinkan siswa memahami bagaimana memprbaiki proyek dan mendapatkan nilai lebih baik. Rubrik dapat menjadi sebuah bagian integral dari proses pengajaran dan pembelajaran;(1) Memberi siswa dasar untuk asesmen diri;(2) Mengembangkan pembelajaran mandiri; (3) Menghilangkan kriteria asesmen yang kabur dan prilaku kinerja subyektif. Kegunaan rubrik; (1) Menjawab pertanyaan " Mengapa bapak/ibu memberi saya X ? " karena Rubrik memberikan informasi bobot penilaian; (2) Mendefinisikan apa yang diharapkan dari siswa dan untuk diri mereka sendiri dengan secara jelas menunjukkan kepada siswa bagaimana pekerjaan mereka akan dievaluasi, sehingga siswa memnperoleh umpan balik yang cepat dan akurat;(3) Dengan jelas mengkaitkan tugas-tugas dengan tujuab kurikulum; (4) Penilaian lebih obyektif dan konsisten.        SELAMAT BEKERJA   




Profil Pengawas Sekolah Tulungagung



 
Drs. Bambang Agus. S, MM, M.Pd. 
NIP. 196108171983031025/IVb/Korwas  


Drs. Sumarji, MM
NIP. 195910071984031006/IVb

 
Drs. Abdul Munif, M.BA, MM
NIP. 195612081983031012/IVb

 
Drs. Adji Purwanto, MM
NIP. 195704211984031007/IVb 

 
Drs. Antoro,MM
NIP. 195804101979031006/ IVc

 
H. Suharianto,SPd,M.Pd
NIP. 195404291980031001/IVb 

 
Drs.H.Romadoni,M.Pd
NIP. 195703041985031018/IVc

 
Drs. H.Giono, MM
NIP. 195802051979031010/IVc 

 
Drs. Gusandri,SH,MM
NIP. 195909041985031011/IVb 

 
Drs. Sudjiono,MM
NIP. 195601061986031007/IVb

 
Drs. Suwarsono,MM
NIP. 195710211977031002/IVc 

 
Drs. Suladianto, M.Pd
NIP. 195803211985031009/IVb

 
Drs. Tri Basuki
NIP. 195606121979031015/IVb

 
Dra.Hj.Sri Wahyuni Dyah P, M.Pd
NIP. 195601171980032004/IVb

 
Drs. Ahmat Syifa
NIP. 196006171986011003/IVb

 
Drs. Djon Syafei
NIP. 195708221983031011/IVb 

 
Drs. Sukadi, M.Pd
NIP. 195511041983031010/IVb 

 
Dra. Lelly Rochmah, M.Si
NIP. 196011061984032004/IVb 

 
Drs Djoko Santoso, MM
NIP. 195607101981031015/IVc 

 
Drs. Sugiyat, MM
NIP. 195509091979031008/IVb

 
Drs. Aditomo, MM
NIP. 195604231984031009/IVb

Pendekatan Ilmiah Dalam Pembelajaran

Mendalami Penerapan Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

Apakah Pendekatan Ilmiah ?
Pendekatan ilmiah adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan,dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu, Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode.

Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.Pendekatan Pembelajaran Ilmiah merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

Pada penerbitan majalah selanjudnya pada tahun 2007 tentang Scientific Teaching dinyatakan terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan ilmiah yaitu,
a. Belajar Siswa Aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok,dan belajar berpusat pada siswa.
b. Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
c. Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kopetensi, materi, insttruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.

1 SYAWAL 1434 H

SEGENAP PENGAWAS PENDIDIKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI TAHUN 1434 H MINAL AIDIN WAL FAIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN